SEKILAS HMI
HMI merupakan suatu organisasi mahasiswa yang mempunyai tujuan Terbinanya insan akademis, pencipta, pengabdi, yang bernafaskan Islam dan Bertanggungjawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridloi Allah SWT.
Sebagai organisasi mahasiswa yang beridentitaskan Islam dan bersumber Qur'an dan Hadits, HMI berfungsi sebagai organisasi kader yang berperan sebagai sumber insani pembangunan.
HMI mempunyai tujuan awal membentuk komitmen kebangsaan dan keislaman bagi generasi muda saat itu. Sebagaimana yang diharapkan Lafran Pane sebagai pendiri untuk menyokong berdiri tegaknya Republik Indonesia dari agresi Belanda. Beliau melihat titik tumpu kemajuan bangsa pada mahasiswa atau pelajar.
Kini, warisan ideal tersebut garus dipertahankan untuk menjamin kelanggengan kehidupan kebangsaan dan keumatan kita. Secara umum HMI dapat membuktikan tantangan itu. Limapuluh Tiga tahun sudah HMI melewati masa perjuangannya, dan kita akan terus memperjuangkannya.
HMI lahir di Jogjakarta, tanggal 5 Februari 1947 atau 14 Rabiul Awal 1366. Lewat perjuangan yang panjang HMI tetap eksis hingga kini.

Sejarah HMI Sukoharjo
HMI Cabang Sukoharjo didirikan pada tanggal 29 Juni 1999 melalui Musyawarah Cabang (Muscab) HMI Cabang Persiapan Sukoharjo yang dilaksanakan tanggal 29 Juni - 5 Juli 1999 di Kartasura Sukoharjo. Penyelenggaraan Muscab HMI Cabang Persiapan Sukoharjo ini merupakan salah satu hasil Ketetapan Konferensi Cabang (Konfercab) XXXVI HMI Cabang Surakarta tanggal 24-28 Februari 1999 di Kentingan Surakarta. Kemudian tiga bulan setelah Muscab, sekitar bulan Oktober 1999, HMI Cabang Sukoharjo disahkan menjadi cabang penuh pada Pleno IV PB HMI pertengahan bulan Okteber 1999 di Puncak Bogor.
Visi dan misi HMI Cabang Sukoharjo tentunya sebagaimana visi dan misi HMI yang termaktub secara implisit di dalam Muqddimah Anggaran Dasar HMI, yaitu keislaman, kebangsaan, dan kemahasiswaan. Kemudian, dari visi dan misi tersebut, ditujukan kepada (apa yang menjadi Tujuan HMI) terbinanya insan akademis, pencipta, pengabdi, yang bernafaskan Islam, dan bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridloi Allah Subhanahu wa Ta’ala. Supaya, terbentuk Kader Muslim Intelektual Profesional seperti yang dikonsepkan dalam Pedoman Perkaderan HMI. Sebagai institusi lokal, untuk bisa menerjemahkannya, HMI Cabang Sukoharjo melakukan pendekatan yang bersifat transformatif dan kultural, baik demi perkaderan di HMI sendiri maupun demi perjuangan kedaerahan di wilayah kerjanya.
HMI Cabang Sukoharjo adalah organisasi yang independen, tidak terikat dan terkooptasi oleh pihak mana pun. Hubungan yang selama ini terjalin adalah bersifat strategic dan relationship. Strategic artinya, hubungan tersebut memang diperuntukkan demi kepentingan yang mengarah pada tercapainya visi, misi, dan tujuan organisasi. Sedang reletionship artinya, hubungan tersebut berbentuk kerja sama dalam rangka mewujudkan sesuatu yang menjadi kepentingan bersama, terutama untuk kemajuan masyarakat daerah.
Wilayah kerja HMI Cabang Sukoharjo adalah Sukoharjo sendiri, Klaten, dan Boyolali. Berkenaan dengan wilayah kerja tersebut, selama hampir satu tahun usianya, HMI Cabang Sukoharjo masih terfokus pada Kabupaten Sukoharjo saja. Sedangkan daerah yang lainnya masih dalam perintisan, baik SDM (potensi anggota) maupun struktur organisasinya. Kiprah yang telah dimainkan selama ini antara lain melakukan kritik dan kontrol terhadap kinerja penyelenggara daerah, memberikan sumbangan pemikiran dan aksi guna pengembangan potensi Sukoharjo, dan menjalin relasi-relasi strategis dengan unsur-unsur masyarakat daerah seperti: LSM, OKP, Ormas, Orgam (organisasi keagamaan), Orsospol, akademisi, praktisi, mahasiswa, peneliti, pihak penyelenggara daerah, maupun yang lainnya.
HMI Cabang Sukoharjo kini telah memiliki anggota sebanyak 665 orang, yang terbagi dalam lima komisariat (tiga komisariat di UMS dan dua di STAIN Walisongo Surakarta). Sekitar 60%-nya masih produktif, 25%-nya non-aktif (sudah tidak prodktif lagi), dan 15% telah menjadi alumni. Aktivitas para anggotanya cukup dinamis, yang bisa dilihat dari tiga faktor: pertama, produktivitas kerja di HMI sendiri, baik itu di komisariat, cabang, pusat, maupun di lembaga atau badan yang terdapat di tubuh HMI. Kedua, kreativitas kerja di kampus, di mana para anggota HMI telah banyak mewarnai dinamika kemahasisiwaan, baik yang berada di UMS maupun di STAIN Walisongo Surakarta.
Ketiga, kiprahnya dalam konteks kedaerahan, selain HMI sendiri secara institusional bergerak, juga secara person anggota HMI cukup banyak yang terlibat di dalam berbagai lembaga masyarakat seperti LSM, Ormas, Orgam, Orsospol, kelompok studi, atau pun forum-forum kritis/intelektual lainnya.
Guna menunjang operasional kerja organisasi, HMI Cabang Sukoharjo mendapatkan bantuan dari: 1) person anggota HMI, maksudnya adalah bahwa bantuan operasional tersebut dikeluarkan oleh person anggota HMI dengan tanpa meminta dari anggaran organisasi, 2) iuran tetap anggota HMI, maksudnya, iuran tersebut besarnya ditetapkan dan ditarik secara rutin oleh pengurus HMI dari para anggotanya guna memenuhi kebutuhan organisasi, 3) donasi/bantuan dari alumni HMI, maksudnya, mereka yang dahulunya pernah menjadi anggota HMI dan kini tinggal atau bekerja di wilayah kerja HMI Cabang Sukoharjo dimintai bantuan oleh pengurus guna kelancaran kerja-kerja organisasi, 4) donasi/bantuan dari simpatisan HMI, maksudnya, mereka yang peduli terhadap HMI berikut kegiatannya, memberikan sumbangsih kepada HMI Cabang Sukoharjo secara ikhlas dan tanpa kompensasi yang mengikat dan mempengaruhi independensi organisasi, 5) institusi atau lembaga mana pun (pemerintah atau non pemerintah) yang mendukung berbagai kegiatan organisasi, dan tidak mengikat serta mempengaruhi independensi organisasi.
Demikian selayang pandang tentang HMI Cabang Sukoharjo. Semoga menjadi salam perkenalan yang bisa ditindaklanjuti ke dalam berbagai bentuk kerja sama yang memajukan